Ditulis oleh: Umi Hidayah
Pernahkah kalian keluar rumah dan menatap langit pada malam hari? Apa yang kalian lihat? Ya, bintang dan benda langit yang sangat indah, ciptaan Allah. Walaupun bentuknya sangat kecil dan jaraknya sangat jauh, benda langit tersebut banyak memiliki manfaat, loh! Bagaimana mengukurnya dan apa manfaatnya? Siapa pula yang menemukan alat pengukurnya?
Beliau adalah Muhammad Bin Ibrahim Al-Fazari, seorang filsuf matematika dan astronom muslim yang terkenal pada masanya. Menetap di Baghdad, Irak, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah pada era Khalifah Harun Al-Rasyid. Beliau mendapat dukungan yang sangat besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang astronomi.
Ciptaan beliau yang sangat terkenal adalah astrolab. Apa itu astrolab? Astrolab adalah alat yang digunakan untuk menghitung titik tertinggi matahari, waktu terbit, tenggelamnya bintang, serta benda langit lainnya. Astrolab digunakan sebagai alat penentu arah dan model alam semesta, jam matahari, serta pengukur tinggi dan jarak bintang untuk menentukan waktu dan jadwal salat. Selain itu, Al-Fazari juga menerjemahkan literatur asing ke dalam bahasa Arab dan Persia. Bahkan, beliau meletakkan dasar-dasar pengetahuan dunia Islam.
Kisah tersebut membuktikan bahwa para ilmuwan Islam juga mampu berkiprah untuk dunia. Semangat dan kemauan Al-Fazari untuk belajar
menjadi kunci keberhasilan dalam memajukan ilmu pengetahuan. Nah, kalian juga bisa seperti beliau jika rajin belajar, mencoba hal baru, dan pantang menyerah, dapat memberikan manfaat untuk Islam dan sesama.